Orang yang
Tidak Mau Menerima,
Tidak Akan
Pernah Diterima
Sikap tidak
menerima adalah pintu ke arah keresahan, kesedihan, kekacauan hati, dan
prasangka yang tidak seharusnya kepada Allah. Sementara, sikap RIDHA akan
melepaskan seorang hamba dari semua itu dan membukakan pintu surga dunia
sebelum pintu surga akhirat. Ketenangan jiwa tidak akan tercapai dengan
MENENTANG qadar dan MELAWAN qadha’, tapi dengan menyerahkan diri,
tunduk, dan menerima. Yang Mengatur adalah Dzat yang sangat Bijaksana, tidak
bisa dituduh melakukan kecurangan dalam qadha’
dan qadar-Nya.
Di sini saya teringat kisah Ibn
Rawandi, seorang filosof yang sangat hebat namun tidak percaya kepada
Allah. Dia hidup sebagai seorang yang fakir. Suatu hari, ia melihat seorang
kalangan rakyat biasa yang bodoh. Ia pun menengadah ke langit seraya berkata,
“Aku adalah seorang filosof DUNIA, namun aku hidup dalam kefakiran.
Sedangkan orang BODOH ini hidup sebagai seorang yang kaya. Tentunya,
suatu pembagian yang tidak adil. Dan, Allah tak lebih hanya akan menambah
kejengkelan, kehinaan, dan kesempitan (di hatiku).”
Dan, sesungguhnya siksaan
akhirat lebih menghinakan dan mereka tidak diberi pertolongan. (QS. Fushshilat: 16)
Buah dari Tidak Menerima Adalah Kekufuran
Sikap tidak
menerima akan menghasilkan: KUFUR terhadap nikmat. Dan, sikap ini bisa menyeret
seseorang ke arah yang lebih ekstrim:
kufur terhadap Yang Memberi nikmat itu sendiri. Ketika seorang hamba itu RIDHA kepada Rabb-nya, bagaimanapun keadaan
yang melingkupi, maka itu akan mendorongnya untuk bersyukur kepada-Nya,
sehingga ia menjadi orang yang RIDHA dan BERSYUKUR.
Ketika
seorang hamba itu tidak bisa ridha, maka saat itu ia termasuk orang-orang yang
tidak menerima dan berjalan di atas jalan-jalan orang–orang yang kufur. Adanya
PENYIMPANGAN dalam kayakinan di hati dan agama, disebabkan karena seorang hamba
hendak menjadikan dirinya sebagai tuhan, bahkan hendak mendiktekan keinginannya
kepada Rabb.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mendahului Allah dan Rasul-Nya
(QS. Al-Hujurat: 1)
Keridhaan
Akan Menyingkirkan Hawa Nafsu
Keridhaan
dan hawa nafsu TIDAK PERNAH menyatu di dalam satu ruang hati selamanya.
Kalaupun keridhaan dapat mengambil satu ruang dalam hati dan hawa nafsu
mengambil ruang yang lain, maka yang berkuasa adalah mana yang lebih kuat.
Jika keridhaan ada dalam penjagaanku
Kan kukatakan kepada kantukku, ‘selamat tinggal’.
Dan,
aku bersegera kepada-Mu. Ya, Rabb-ku, agar supaya Engkau ridha (kepadaku).
Jika ucapan orang yang mendengki kami membuatmu senang,Maka tak ada luka yang terasasakit jika engkau menerimanya.
Bagi yang merasa artikel ini menarik, dan ingin menyebarluaskannya dimohon bagi siapa pun yang ingin mengutip diwajibkan untuk mencantumkan kode link di bawah ini. Hargailah karya cipta orang lain. Terimakasih.
Top Story (y)
ReplyDelete@YUEZHA32.comMakasih sob :)
ReplyDeleteOke nice posting, nyimak aja
ReplyDeleteslamat mlm sobat wah sangat bagus sobat sangat sejuk skali sobat
ReplyDeleteNice story :D
ReplyDeleteIni yang untuk chrome ya sob :D Ini yang untuk chrome sob.. http://www.adityareinaldo.com/2013/01/cara-membuat-screenshot-blog-full-page.html
ReplyDeletekeren, bro..
ReplyDeletekunjungi juga info bagus fakta bagus di
http://kanginanjaya.blogspot.com/
@AdityaReinaldoWah makasih banyak ya, dah dicariin.
ReplyDelete@AdityaReinaldoMakasih.. :)
ReplyDelete@Brebes VS LamonganYa sob selamat pagi (kan saya bisa njawabnya pagi :)) ) sob, terimakasih ya sob, semoga bermanfaat ya sob, semoga hati sobat tambah sejuk sekali sob.
ReplyDelete@HanifOke gak masalah.
ReplyDeleteartikelnya bagus nih sob
ReplyDeleteNice info :)
ReplyDeleteMantap sob... kalau ada waktu mampir diblog saya ya.
ReplyDelete@Handhita WindrayaMakasih..
ReplyDelete@ArluvaTerimakasih...
ReplyDelete@Yahya DoankOke sob, ditunggu aja. :)
ReplyDeletekam join selvia-zuni.blogspot.com dan icamunica.blogspot.com. tengkyu
ReplyDelete@Selvia Zuni Murningsihoke sob mission completed succesful sis.
ReplyDeletelengkap sudah penyejuk hati..termkasih sobat..
ReplyDelete